..::Kesejukan::..
Monday, January 14, 2008
Ikhwan Misterius...
Ni lagi nunggu Mas Yahoo ngirim tugasku ke pak ketum mending nulis dulu di Blog ku tercinta ini ah...
..:: Ikhwan misterius ::..
Sekarang lagi pusing dengan ujian dan kemarin, sahabatku tercinta si Fathimah (bukan nama sebenarnya) mengalami kejadian yang mmmmm sedikit gimana gitchue, berikut Liputannya (Ce ileh... seperti berita aja..) semoga dapat diambil hikmahnya
"afwan Fathimah, ada hal yang penting yang ingin ana bicarakan dengan anti,kapan ada waktu kosong ? ana mau menelpon" sapa seorang ikhwan tiba - tiba
"bicarakan disini aja" jawab Fathimah tanpa mengalihkan perhatiannya dari Asiyah yang serius menceritakan sesuatu...
"afwan tidak bisa disini, ini menyangkut prifasi" kata ikhwan tersebut
Esok harinya, ketika mereka ketemu dikampus, Fathimah memberanikan diri untuk bertanya
"afwan, apa yang ingin antum bicarakan?"
"afwan tidak bisa disini"
"kalo gitu telpon aja sebentar malam"
Sambil ketawa nyengir si ikhwan berkata "hehehe afwan ana tidak ada pulsa"
*duh...gak modal banget seh*
2 hari kemudian Fathimah putuskan untuk menelpon si ikhwan tadi karena, Fathimah berpikir "apa ada hubungannya dengan organisasiku yah? Apa tuh organisasi bermasalah lagi dengan tu ikhwan?"
Pasalnya, Fathimah ikut sebuah organisasi yang berlandaskan Islam dan dia sebagai motor penggerak organisasi itu di Fakultasnya tapi ada beberapa orang yang tidak menyukai organisasinya
"Assalamu 'alaikum, afwan ni Fathimah. Apa yang ingin antum bicarakan? Apakah ada masalah dengan organisasiku?" berondong Fathimah
"wa 'alaikumussalam warahmatullah, bukan masalah organisasi itu. Sebenarnya, ana mau membicarakan hal ini langsung pada anti tidak via telpon seperti ini tapi ana tidak punya waktu dan anti juga kelihatannya sibuk. Gini, ana langsung aja yah, ada ikhwan yang ingin melamar anti tapi bukan ana ataupun ikhwan Fakultas. Bagaimana?" jelas si ikhwan
"afwan, ikhwan mana?"
"tidak boleh di tau siapa ikhwannya"
Tiit... Tiba - tiba signal hape ada gangguan... Biasa.... murah meriah tapi signalnya pun…
Fathimah mengirim sebuah sms
"afwan akhi, tidak bisa seperti itu, akhwatnya harus tau siapa ikhwannya" Beberapa menit kemudian masuk balasan sms di hapenya Fathimah
"afwan Fathimah, bukannya ingin membawa fitnah atau apa, tapi ana hanya menjalankan amanah.ana belum bisa infokan ikhwannya siapa tapi dia mau minta kepastian dari Fathimah untuk melamar Fathimah sama ortunya Fathimah sekarang,bagaimana?"
Ha ?? Nonsense banget neh ikhwan, masa' ana tidak tau menau ikhwan tersebut tapi mau langsung menjawab iya... Pikir Fathimah...
Dengan sedikit kesal, Fathimah membalas sms ikhwan tersebut
"pokoknya, selama akhwatnya tidak tau siapa ikhwannya,jangan harap akhwatnya akan memberikan jawaban apalagi mau mempertimbangkannya karena akhwatnya tidak mau seperti membeli kucing dalam karung dan sepertinya ikhwannya perlu dipertandatanyakan karena masa' hal seperti ini dia pake menyembunyikan identitasnya ?"
Singkat cerita, Fathimah ketemu lagi dengan si ikhwan itu diruang Bem, Fathimah dan Asiyah sahabat karibnya sedang menunggu Zahrah yang sedang fotocopy bahan kuliah
"ada hal penting yang harus ana bicarakan dengan Fathimah"
Sapa ikhwan itu ketika bertemu dengan Fathimah
Fathimah hanya memperbaiki posisi duduknya
"tentang yang kemarin" sambung ikhwan itu
"what else ?" tanya Fathimah datar
"jadi bagaimana ?" tanya si ikhwan
"siapakah ikhwannya ?" kembali pertanyaan itu Fathimah lontarkan
"tidak bisa diberitau siapa ikhwannya"
"antum sudah beritau isi smsku kemarin?"
"iya sudah,jadi bagaimana ?"
"pokoknya selama ana tidak tau ikhwannya siapa, jawabanku masih seperti yang kemarin"
"Fathimah,anti harus adil" sela Keysha tiba - tiba, yang tak lain adalah sahabat Fathimah juga, rupanya Keysha juga memperhatikan pembicaraan Fathimah dan ikhwan itu
"bagaimana mau adil key, ikhwannya saja ana tidak tau siapa" Nada suara Fathimah mulai tinggi, Keysha langsung diam. Asiyah yang berada tepat disamping Fathimah tidak berani berkata apa - apa melihat Fathimah mulai naik emosinya karena dituduh tidak bisa berbuat adil
"jadi bagaimana Fathimah, dia minta kepastian" ikhwan itu kembali bertanya
"tidak bisa langsung melamar ke orangtuanya Akhwat. Aduh... Hari gini, tidak tau aturan - aturan ta'aruf, cape deh" kata Fathimah sedikit kesal
"Fathimah, dia punya alasan kenapa tidak mau memberitaukan identitasnya, dia mau langsung maju sama orang tuanya Fathimah"
"bilang sama tu ikhwan, jawabanku seperti kemarin, kalo dia tetap tidak mau memberitaukan identitasnya silahkan cari akhwat yang lain. Ayo Asiyah, kita tunggu Zahrah dilobi Fakultas saja" Fathimah langsung pergi dari ruang Bem dan meninggalkan ikhwan itu melongo di ruang Bem
Hmm... Kisah singkat seperti diatas hampir 3 kali ku temukan. Ada seorang ikhwan yang ingin mengkhitbah seorang akhwat tapi dia tidak mau memberitaukan identitasnya siapa. Kalo seperti itu, bagaimana akhwatnya mau pertimbangkan ikhwan tersebut ?
Come on bro, hal ini bukanlah hal yang sepele, ini adalah pilihan hidup bro bukan pilihan yang main - main. Banyak hal yang mesti dipertimbangkan, agama dan akhlak adalah dua hal utama yang harus masing - masing kedua belah pihak ketahui. Jika kedua hal itu telah jelas barulah si ikhwan mendatangi ortunya akhwat, bukan seperti kisah di atas... Si akhwat tidak tau menau tentang si ikhwan dan si ikhwan mau langsung melamar si akhwat ??? oooo tunggu dulu dong... semuanya ada aturannya bro...
Logika gampangnya gini yah,Jika hal seperti ini saja dia tidak punya keberanian untuk jujur bagaimana nanti dia akan menyelesaikan masalah yang lebih besar lagi ? iya kan ???
Resiko ditolak adalah resiko yang paling menakutkan bagi pihak ikhwan ketika dia ingin berta`aruf dengan salah seorang akhwat. Benar gak bro ??
Yang harus semua orang pahami, Hidup ini penuh resiko. Tinggal pintar - pintarnya kita aja mengatasi dan menerima resiko itu atau berbuat sesuatu agar resiko yang kita terima tidak terlalu besar. Kalo gak mau terima resiko yah... gak usah berbuat apa - apa.. iya kan ?? Mau bukti, kalo semua hidup ini penuh resiko ??
Okey, saya berikan contoh yah..
1. Mau makan dikantin, resikonya uang kita harus keluar untuk bayar makanan yang kita beli (Kecuali kalo ada yang mau traktir kita). kalo gak mau uangnya keluar, yah kita makan di rumah aja, kita masak makanan, tapi resikonya kita harus berpayah payah dulu untuk membuat makanan itu,menggorenglah, menumislah dsb... tapi kalo makan dikantin, kita tidak perlu berpayah payah ria, kita tinggal duduk manis dan memilih menu apa yang ingin kita santap..
2. Mengendarai mobil, Resikonya mungkin kita akan ditabrak atau menabrak orang di jalan. Kalo gak mau mendapatkan resiko itu, yah naik angkot atau bis aja.. tapi resikonya, kita harus berdempet - dempetan dengan orang lain, sudah terkadang udaranya pengap, bau asap rokok, kadang supir angkotnya ugal - ugalan dan sebagainya dan sebagainya
masih banyak lagi contohnya, tapi intinya, Semua hal di hidup ini penuh dengan Resiko.
Untuk saudara - saudaraku yang ingin segera melaksanakan sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, jangan meniru kisah di atas. Dan jika antum nekat langsung datang ke ortunya akhwat untuk melamar tanpa pemberitahuan dulu ke akhwatnya, antum bukannya mendapatkan SIM (Surat Izin Menikah) dari ortunya akhwat ataupun dari si akhwat tapi antum akan mendapatkan Kartu Merah dan dikeluarkan dari List Ikhwan yang patut dipertimbangkan...
Allahu 'alam bishawab
Labels: Serambi Aktivis
0 Comments:
Post a Comment
<< Home