..::Kesejukan::..
Thursday, November 23, 2006
Ketika dia sempat pergi (My True Story)
jika dia telah pergi dari sisi kita
Kepergiannya selama 4 hari begitu sangat menyiksaku
Dia sangat terasa sangat berarti ketika dia pergi meninggalkanku
Walau hanya 4 hari
Serasa seperti.....
Oh....
Begitu sangat menyiksaku
Sangat sangat menyiksaku
Sesuatu sangat terasa artinya
Jika dia telah pergi dari sisi kita
Selama 2 hari yang lalu
Dia telah pergi selama 4 hari
Dia adalah sesuatu yang sangat berharga
Lebih dari kekayaan di dunia
sesuatu yang sangat berarti
Lebih dari apapun di dunia ini
Karena tanpanya semuanya tiada artinya
Karena tanpanya semuanya terasa hampa
Taukah anda siapakah dia ???
Dia adalah kesehatan
Dia adalah sesuatu yang berarti setelah Keimanan
Demam tinggi yang kurasakan
Membuatku tersadar bahwa kesehatan benar – benar sangat berarti
Rasulullah saw bersabda (Kalau nda salah seperti ini) :”Dua nikmat yang selalu terlupakan yaitu nikmat sehat dan waktu luang”
Pada saat sehat,tiada pernah terasa ataupun terpikirkan bahwa bagaimana seh rasanya sakit ???
Demam tinggi yang sampe 40,3 derajat Celcius,seperti membakar tubuhku
Seolah – oleh tubuhku berada di dalam api
Seketika itu juga terpikirkan ”Ya Robbi,panas didunia saja sudah seperti ini bagaimana dengan panas api nerakaMu ?” air mataku mengalir.....
Air mata ini mengalir bukan saja karena betapa sakitnya menahan kepala yang sudah seperti mau pecah tapi juga memikirkan Bagaimanakah panasnya api neraka ?????
Hari Ahad kemarin (3 hari yang lalu) panas tubuhku 40 derajat celcius.Sebelum sampe 40 derajat,suhuku perlahan lahan naik dengan igauan + air mata.Sampe di suhu 40 derajat,saya tidak bisa lagi menahan sakit kepalaku,igauanku berhenti karena dunia terasa berputar kencang sekali dan setelah itu,saya tidak tau apa lagi yang terjadi setelah itu.........................................
Hargailah kesehatan itu....
Jagalah kesehatanmu wahai temanku......
Salam hormat dan chayangku untuk kakakku,3 orang sahabatku (Ipeh,tyas dan Venti) dan semua orang yang pernah menjaga serta menjengukku yang tidak mungkin saya sebut satu persatu karena buanyak dan sebagiannya datang ketika ku masih terlelap tidur serta para suster yang membantu merawatku.........
Labels: Kisahku
Pahlawan itu Berusia 12 Tahun (The True Story)
Saya mendapat e-mail ini dari mailing list assunnah.or.id
Berikut kisah pengalaman dari Ustad Fariq bin Gasim Anuz yang ana kutip dari majalah As-sunnah.
InsyaAllah sangat bagus terutama untuk menambah motivasi anak.
KISAH RELAWAN CILIK (Dia Berusia 12 Tahun)
MENDAFTARKAN DIRI MENJADI RELAWAN
Pada pagi yang cerah, di kota Jeddah, sekitar pertengahan bulan Dzulhijjah 1425H, atau akhir Januari 2005M. Saat itu, saya sedang duduk di kantor Jeddah Da'wah Center (JDC) bersama rekan. Tiba-tiba masuklah seorang anak kecil sambil mengucapkan salam, lalu. menyalami kami berdua. Ia datang ke kantor JDC diantar supirnya yang berasal dari Indonesia, sementara ibu dan neneknya menunggu di mobilnya.
Anak ini masuk ke ruang sekretariat sendiri seraya mengatakan : "Saya ingin menjadi relawan di kantor dakwah ini. Ingin berkhidmat untuk kepentingan agama Islam".Saya dibuat kagum dengannya.
Saya sambut dengan baik dan saya katakan : "Kirakira, di bidang apa Anda bisa membantu kami?"
Dia katakan, "Saya mampu menggunakan komputer dan bisa berbahasa lnggris."Karena saya tidak bisa berbahasa Inggris; maka saya minta rekan saya untuk berbicara dengannya dengan bahasa Inggris.
Setelah terjadi komunikasi antara teman dan anak ini, teman saya pun memberitahu saya : "Bagus sekali anak ini bahasa Inggrisnya"
Saya katakan, "Saya belum bisa memutuskan apakah Anda bisa diterima atau tidak. Insya Allah akan saya sampaikan kepada direktur yang juga seorang relawan. Beliau sendiri bekerja di kantor Telkom Saudi. Tapi saya optimis, kalau orang seperti Anda akan diterima, insya Allah," lalu saya minta nomor teleponnya dan saya berikan juga nomor telepon kantor kepadanya.
Lalu saya katakan : "Saya sendiri, insya Altah ada acara dakwah untuk jamaah haji Indonesia yang akan pulang ke tanah air. Anda bisa ikut bantu saya dengan membagikan kaset atau buku di air port haji di madinatu( hujjaj (asrama haji) di Jeddah, bagaimana?"
Anak itu menjawab, "Insya Allah. Saya akan minta izin orang tua dulu."
Sore harinya, orang tua Ahmad (nama anak ini), menelepon ke kantor kami mencari saya dan menanyakan : "Apa betul Anda mengajak anak saya pergi ke air port haji untuk berdakwah?"
Saya katakan, "Betul, kalau dia berminat."
Orang tuanya mengatakan : "Justru kami sangat senang sekali, jika Anda bisa membawa anak saya ke air port haji untuk ikut membantu dakwah Islam. Saya ingin anak saya ini besarnya kelak bermafaat bagi umat Islam, supaya dia ikut bergembira jika umat Islam bergembira; ikut sedih jika umat Islam sedang mendapatkan bencana dan musibah, serta supaya anak saya tidak membedakan orang menurut suku dan kebangsaannya, karena sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah di antara manusia adalah yang paling bertakwa. Hanya saja, karena anak ini masih kecil, kami tidak pernah membiarkan ia pergi sendiri. Meskipun ke sekolah, selalu kami antar dan kami jemput. Jadi bagaimana sekiranya dari pihak keluarga ikut juga ke air port bersama Anda?"
Saya katakan,"Itu lebih baik.. Akhirnya, kami pun berangkat ke air port haji bersama Ahmad dan keluarganya.
Dalam perjalanan ke air port, saya tanya kepada anak ini: "Apa yang memotivasi Anda beramal untuk kepentingan Islam?"
Dia menjawab,"ajru ‘indallaah" Artinya, aku mengharap ganjaran pahala dari sisi Allah.
Kemudian saya tanya lagi : "Apakah Anda hafal dzikir pagi dan sore hari?"Dia menjawab,"Saya hafal."
"Coba saya mau mendengar," tanya saya lagi. Lalu dia membaca dzikir pagi dan sore. Banyak sekali yang dia hafal. Sampai kami pulang dari air port.
Pihak kantor pun, setelah diberitahu ada anak kecil yang mendaftar menjadi relawan, menerima dengan senang hati. Dia datang ke kantor tiap hari Jum'at saat sekolah libur.
MUDAH MENERIMA NASIHAT
Yang namanya anak-anak, tentu tidak lepas dari kekeliruan dalam bersikap, dan kita harus memakluminya. Janganlah kita mudah marah kepada anak, karena kita sebagai orang dewasa juga tidak lepas dari kekeliruan. Tinggal bagaimana kita harus memperbaiki kesalahannya dengan cara yang bijaksana.
Suatu hari, pada hari Jum'at, saat kami dan Ahmad berada di kantor, datanglah tamu menemui Ustadz Hamadi al Ashlani, salah seorang pengurus kantor JDC. Tampak perbincangan yang serius di antara mereka berdua. Ahmad yang duduk dekat mereka berdua mendengar mereka berbicara, kemudian ia langsung menyambung dan memotong ucapan mereka. Mungkin dia ingin membuktikan kepada mereka berdua, bahwa ia mengerti topik yang sedang dibicarakan. Ustadz Hamadi tidak menggubris Ahmad dan tetap berbicara dengan tamunya. Ia tidak marah dan memaklumi, bahwa yang mengganggunya adalah anak-anak. Saya yang berada dekat mereka segera memanggil Ahmad dan mengalihkannya kepada kegiatan lain. Saya minta Ahmad menemani saya ke sebuah toko yang jaraknya kurang lebih 1 kilometer, untuk memberikan buku kepada orang Indonesia yang bekerja di sana. Sebelumnya dia menawarkan agar saya naik mobilnya dan ia pun segera mencari sopir. Saya berkeberatan, karena belum izin orang tuanya. Dia berpendapat tidak apa-apa. Alhamdulillah, ternyata sopir Ahmad sedang mengikuti pengajian yang dibimbing Ustadz Farid bin Muhammad al Bathathi. Akhirnya kami berdua berjalan kaki di bawah terik matahari, pulang pergi menempuh jarak sekitar 2 kilometer.
Dalam perjalanan, saya sempat bertanya kepadanya : "Pada masa yang akan datang, Anda ingin menjadi apa?"
Ahmad menjawab dengan mantap, tanpa ragu-ragu : "Ingin menjadi pedagang".
Saya sempat menyesal membawa Ahmad berjalan kaki cukup jauh untuk anak seusia dia di bawah terik matahari. Dalam perjalanan pulang ke kantor, ibunya telepon ke hp Ahmad, yang hanya dipegang jika Ahmad ke luar rumah saja. Setelah selesai, saya katakan akan bicara ke ibunya, lalu saya mohon maaf karena membawa Ahmad jalan kaki. Ibunya mengatakan tidak apa-apa. Ahmad adalah seorang olahragawan dan fisiknya kuat, insya Allah.
Pada hari yang lain, saya sedang dalam perjalanan dengan rekan sekantor. Di antara pembicaraan teman saya ini, bahwa pada hari Jum'at yang lalu -saat itu saya tidak berada di kantor- datanglah tamu dari perusahaan komputer menemui pengurus kantor. Saat pengurus kantor dan tamu sedang berbincang-bincang, Ahmad pun memotong dan ikut melibatkan diri dalam pembicaraan mereka. Ada di antara rekan yang masih muda merasa jengkel kepada Ahmad.
Malamnya, segera saya telepon orang tua Ahmad, dan saya beritahu dua kejadian. Yang satu saya saksikan sendiri, dan yang kedua saya dengar dari teman sekantor, bahwa Ahmad suka memotong dan turut campur dalam pembicaraan orang dewasa. Orang tuanya senang dengan laporan ini, dan berjanji akan menasihati Ahmad. Saya juga mengatakan kepadanya akan menasihati Ahmad, tetapi belum bisa secara langsung.
Sayapun menulis surat kepada Ahmad tentang pentingnya saling memberi nasihat sesama muslim. Di antaranya, saya sebutkan temanmu itu adalah yang bersikap jujur dan tulus kepadamu, bukan yang selalu membenarkanmu. Disamping surat tersebut, saya sertakan pula sebuah hadits dalam Shohih Bukhari yang menunjukkan, bahwa memotong pembicaraan orang lain adalah tidak sesuai dengan adab Islam. Orang tuanya juga menasihati Ahmad. Alhamdulillah, setelah itu, terjadi perubahan yang positif. Ahmad tidak suka memotong pembicaraan orang dewasa. Dia tahu kapan ia harus bicara, dan kapan ia harus diam mendengarkan. Saya sendiri perlu mencontohnya, karena terkadang tanpa terasa suka memotong pembicaraan
orang lain.
BERDAKWAH DENGAN CARA MENGINFAKKAN HARTANYA
Pada Jum'at yang lain, pengurus kantor menugaskan Ahmad untuk duduk di ruang istikbal (resepsion) menerima tamu atau pembeli yang datang. Kantor JDC menjual buku-buku dan kaset-kaset dalam berbagai bahasa, seperti : bahasa Indonesia, bahasa Tagalog (Philipina), bahasa Urdu (Pakistan), bahasa Tamil dan Sinhali (Srilangka), bahasa Inggris dan lain-lain. Sebelum mulai melaksanakan tugasnya, ia mengeluarkan dari sakunya uang sebesar 5 real Saudi (sekitar dua belas ribu lima ratus rupiah),
lalu ia mengatakan kepada kami": "Ini uang milik saya, saya bawa dari rumah".
Saya menjawab,"Kami percaya, bahwa Anda adatah orang yang jujur."
Setelah itu, saya lihat ia mulai menerima uang dari pembeli sebesar 10 real Saudi, dimasukannya ke dalam sakunya dan dicatatnya uang yang masuk tadi. Sampai datanglah seorang pengunjung asal Pakistan. Ia membeli 2 set buku yang berbahasa Inggris seharga 10 real, dan 3 kaset berbahasa Urdu seharga 9 real. Total semuanya 19 real. Sang pengunjung menyodorkan uang 50 real kepada Ahmad. Karena tidak ada kembalian, Ahmad pun membawa uang tersebut kepada sekretaris kantor di ruang lain untuk menukar uang.
Saya lihat buku berbahasa Inggris yang dibeli tertulis "Untuk Non Muslim",
maka saya tanya kepada pengunjung tersebut : "Anda membeli buku bebahasa Inggris ini untuk siapa? Untuk dibaca sendiri atau untuk orang lain?"
Saya khawatir ia salah beli. Dia menjawab,"Saya akan berikan sebagai hadiah untuk teman saya sekantor, ia kafir bukan muslim. Semoga ia mendapatkan hidayah dan masuk Islam!"
Mendengar jawaban tersebut, segera saya bergegas menuju sekretaris kantor.
Saya katakan, "Bagaimana pendapatmu, kalau buku yang dibeli oleh tamu kita ini, kita hadiahkan saja, karena buku tersebut akan dihadiahkan kepada teman sekerjanya yang kafir?"
Sekretaris kantor setuju. Ahmad mendengar pembicaraan kami berdua, karena ia sedang menunggu kembalian uang untuk tamunya. Sekretaris kantor mengatakan, jadi total yang ia beli hanya 9 real dan kembalinya 41 real. Tiba-tiba, secara spontan, Ahmad mengeluarkan uang 5 real miliknya dan ia berikan kepada sekretaris sambil berkata:
"Saya ikut menyumbang 5 real untuk beli kaset dakwah yang dibeli orang itu. Jadi biar ia membayar cukup 4 real saja".
Mendengar itu, saya menjadi terharu dan saya katakan, biar saya yang membayar 5 real,
Ahmad cukup 4 real saja.
Dia bilang,"Ustadz saja yang 4 real, saya yang 5 real,"
kemudian saya paksakan ia menerima kembali 1real. Akhirnya, pengunjung tadi mendapatkan buku-buku dan kaset secara gratis, dikembalikanlah uang 50 real. Dia pulang dengan girang.
MEMBERIKAN CERAMAH DI DEPAN JAMAAH HAJI INDONESIA
Suatu hari, saya pernah menawarkan kepada Ahmad untuk memberikan ceramah di hadapan jamaah haji Indonesia di madinatu( hujjaj di air port lama, Jeddah. Dia pun menyanggupi: Lalu saya beritahukan materinya tentang ukhuwah Istamiyah, dan saya berikan point-pointnya, yaitu tentang pentingnya ukhuwah, sarana-sarana untuk memperkokoh ukhuwah serta perusak-perusak ukhuwah.
Kira-kira dua pekan kemudian ia bertanya : "Bagaimana Ustadz, kalau saya sampaikan materi ini dengan membaca teks. Saya belum pernah berceramah sebelum ini".
Saya katakan, "Tidak apa-apa, walaupun kalau bisa tidak dengan teks itu lebih bagus." Akhirnya, pada hari yang sudah dijadwalkan, ia dengan diantar kakek dan ibunya berangkat ke madinatul hujjaj untuk berceramah di hadapan jamaah haji Indonesia . Mereka sampai disana sebelum Maghrib. Saya sempat bertanya kepada Ahmad, berapa juz ia hafal al Qur`an. Ia menjawab, 10 juz. Ketika saya sampaikan ke Ahmad, bahwa setelah ia berpidato ada acara tanya jawab. Semula Ahmad berkeberatan dengan mengatakan:" Saya tidak mempunyai wewenang untuk berfatwa". Saya tersenyum dan menjelaskan, bahwa pertanyaannya bukan tentang masalah hukum, tetapi yang sifatnya ta'aruf untuk mengenal tebih dekat lagi.
Saya sampaikan pada pembukaan kepada jamaah haji, bahwa hari ini kita kedatangan tamu; seorang anak kecil. Saya ceritakan, bahwa perkenalan saya dengannya baru satu bulan ketika dia datang ke kantor Jeddah Da'wah Center mendaftarkan diri untuk menjadi relawan di sana . Saya ceritakan tentang perhatiannya terhadap hafalan al Qur`an, doa-doa dan dzikir, kepandaiannya dalam bidang komputer dan bahasa Inggris, serta aktifitasnya yang padat dengan kegiatan olah raga, kursus-kursus komputer dan bahasa Inggris. Setelah itu Ahmad berceramah dalam bahasa Arab dengan membaca teks dan saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Ahmad berpidato dengan suara yang lantang. Ia kemukakan, bahwa ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) lebih kuat dari pada ikatan nasab (keturunan). Kemudian ia pun menceritakan sarana-sarana yang dapat memperkuat ukhuwah Istamiyah, seperti : menyebarkan salam, saling mengunjungi, saling memberi hadiah, bertutur kata dengan baik dan santun. Kemudian, ia juga menjelaskan hal-hal yang dapat merusak ukhuwah, seperti : ghibah (menggunjing) , namimah (adu domba), menyebar luaskan rahasia.
Di antara jamaah haji ada yang bertanya dengan bahasa Inggris. Ahmad menjawab pertanyaan dengan lancar.
Jamaah haji itu bertanya,"Mungkin Anda pernah tinggal di Eropa atau Amerika, atau lahir di sana barangkali?"
Ahmad menjawab,"Tidak! Saya lahir di Saudi Arabia , dan tidak pernah pergi ke luar negeri."
Jamaah haji bertanya,"Sejak kapan Anda belajar bahasa Inggris?"
Ahmad menjawab,"Saya belajar bahasa Inggris sejak umur 5 tahun."
Ahmad juga sempat ditanya jumlah saudaranya. Dia menyebutkan dua bersaudara, ia dan adiknya, Laila yang masih duduk di kelas 4 SD. Setelah selesai, maka para jamaah haji laki-taki menghampiri Ahmad dan kakeknya dan menyalaminya. Saya lihat ada di antara mereka yang menangis terharu.
AHMAD DAN BENCANA TSUNAMI
Ahmad memiliki hati yang lembut dan perhatian untuk mengetahui keadaan kaum Muslimin di belahan dunia. Ketika terjadi bencana Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004M, ia pun membaca berita berita tentang para korban dari koran, karena di rumahnya tidak ada televisi. Ia tidak menghabiskan waktunya untuk membaca berita dan informasi, tapi sekedar tahu secara global. Di antara perbincangan saya dengan Ahmad pada hari Jum'at adalah tentang bencana Tsunami. Dia sangat interes untuk mendengar berita dari saya, dan juga bersemangat menceritakan informasi yang dia dapat.
Tidak lama sesudah bencana Tsunami, seorang ibu yang tidak kami kenal menelpon ke kantor Islamic Center di Jeddah, meminta agar dai yang berasal dari Indonesia memberikan nasihat dalam bentuk kaset untuk kaum Muslimin di Aceh dan Sumatera Utara, agar mereka bersabar, ridha dengan ketentuan Allah, selalu bersangka baik kepada Allah, dan mengambil hikmah dari segala ujian serta cobaan yang berat ini. Alhamdulillah, akhirnya usulan ibu tersebut tertaksana, dan setelah itu, timbul ide baru agar isi nasihat itu dibukukan.
Saat penyusunan buku tersebut yang diberi judul Hikmah Di Bolik Musibah, saya mendapat sedikit kesulitan dalam penutisan hadits-hadits Nabi . Saat itu kantor belum punya CD hadits, sedangkan untuk mengetik satu per satu teks hadits bisa membutuhkan waktu yang agak panjang, karena saya belum lancar menulis dengan huruf Arab di komputer. Akhirnya saya ingat Ahmad, dan segera menelepon keluarganya untuk minta izin agar Ahmad menyempatkan waktunya untuk membantu saya mengetik hadits hadits Nabi berkenaan dengan musibah. Saya pun memberitahu hadits-hadits yang perlu diketik. Ahmad mengetik hadits-hadits permintaan saya itu di rumahnya, sebab di kantor sendiri pekerjaan yang ia tangani cukup banyak. Dia diberi tugas oleh pengurus kantor untuk mengetik urusan administrasi, sehingga praktis di kantor ia tidak punya waktu untuk mengetik hadits-hadits yang saya minta itu. Karena di rumahnya juga banyak kegiatan seperti belajar, ia juga aktif berolah raga seperti berenang; menunggang kuda dan bela diri,
maka Ahmad akhirnya minta bantuan adiknya, Laila, yang masih duduk di kelas 4 SD untuk membantunya. Sang ibu mengawasinya dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut. Jika ada hal yang keliru atau salah, baru dibenarkan. Sepekan kemudian, ketika ke kantor, ia menyerahkan hasil pekerjaannya dan mengatakan : "Ustadz, saya mengetiknya sekian halaman, dan adik saya sekian halaman".
Ahmad juga ikut menyumbang 100 real (sekitar dua ratus lima puluh ribu rupiah) dari uang tabungannya untuk korban bencana Tsunami yang akan saya sebutkan saat perpisahan.
BERGAUL DENGAN ORANG ORANG YANG BAIK
Orang tua Ahmad mengarahkan dan memotivasi anaknya agar menjadi relawan di kantor Islamic Center, di antara tujuannya agar anaknya bergaul dengan orang-orang yang baik dan bisa mencontoh mereka dan terhindar dari pergaulan yang ti.dak baik.
Suatu hari saya telepon orang tuanya. Saya beritahukan ada seorang dai yang usianya 70 tahun dari Jenewa, Swiss datang ke Mekkah untuk umroh dan silaturahmi mengunjungi adik-adiknya di Mekkah dan Jeddah. Saya katakan, sekarang masih berada di Mekkah dan saya ada janji untuk bertemu dengannya. Saya tawarkan, jika ayah Ahmad ada waktu, kita bisa bertemu di Mekkah. Orang tuanya senang dengan rencana ini, tetapi belum bisa memastikan apakah dapat berangkat atau tidak.
Kemudian, saya juga teringat Ahmad, mungkin ia tidak berminat pergi ke Mekkah untuk menemui orang tua dan mendengarkan nasihatnya. Saya katakan kepada orangtuanya, tolong tanyakan dulu kepada Ahmad, apakah ia minat atau tidak pergi ke Mekkah bersama kami. Orang tuanya mengatakan : "Saya rasa kita tidak perlu menanyakan kepada Ahmad, apakah ia minat atau tidak, karena mengunjungi orang yang shalih adalah suatu kebaikan, dan tugas kami sebagai orang tua adalah menumbuhkan minat anak".
PERPISAHAN
Tibalah saat saya pulang ke Indonesia pada pertengahan bulan Safar 1426H, atau akhir Maret 2005M. Saya izin kepada Ummu Ahmad untuk mengajak Ahmad dan sopirnya al akh Musthafa makan siang di rumah makan.
Mendengar permintaan saya, Ummu Ahmad mengatakan : "Seharusnya kami yang mengundang Anda makan di rumah, karena anda adatah tamu. Tetapi karena suami saya sedang keluar kota , maka Ahmadlah yang akan mentraktir Anda makan di rumah makan". Mulanya saya menolak, karena yang punya ide adalah saya, maka saya yang berhak untuk membayar. Beliau tetap memaksa, maka akhirnya saya mengalah. Sekitar jam empat sore sepulang saya dari masjid, saya dapatkan Ahmad dan Musthafa sudah menunggu di depan kantor tempat saya tinggal di sana selama dua bulan di Jeddah.
Sebelum berangkat ke rumah makan, Ahmad menyerahkan surat dari orang tuanya untuk saya baca, dan saya diminta untuk memberi masukan dan komentar. Surat itu dari orang tua Ahmad untuk pihak sekolah tempat Ahmad belajar.
Sebelumnya, pihak sekolah telah melontarkan surat kepada orang tua Ahmad, meminta izin bahwa dalam liburan musim panas, pihak sekolah akan merencanakan study tour ke Malaysia membawa 20 siswa yang berbakat, salah satu di antaranya adalah Ahmad. Ada dua tujuan pokok, yaitu untuk mengunjungi universitas universitas di Malaysia guna mengetahui sistem pendidikannya, dan yang kedua . untuk melihat kemegahan bangunan dan arsitektur di Malaysia .
Orang tua Ahmad tidak setuju dan menulis surat balasan kepada sekolah. Saya baca surat tersebut. Orang tuanya menyebutkan alasan tidak mengizinkan Ahmad, bahwa tujuan tersebut tidak begitu penting, karena anaknya masih duduk di bangku SD, sehingga kurang bermanfaat bagi anak SD untuk mengetahui sistem pendidikan di universitas. Kalaupun dianggap penting, bisa dengan mendatangi pameran pameran yang diadakan di Jeddah, misalnya. Begitu pula melihat kemegahan arsitektur dan bangunan tidak begitu penting, malah bisa berdampak negatif, yaitu anak-anak dapat tertipu dengan penampilan lahiriah, bangga dengan bangunan yang megah dan lupa dengan yang lebih pokok, yaitu masalah pentingnya membenahi hati, aqidah, ibadah dan akhlak.
Dalam surat itu disebutkan pula, jika pihak sekolah mempunyai program membawa siswa ke negeri-negeri Islam yang sedang tertimpa bencana, seperti ke Aceh, misalnya, untuk membantu para korban bencana, kami dengan senang hati akan mengizinkan anak kami untuk ikut berangkat. Lebih-lebih lagi kita tahu bersama, bahwa para missionaris Kristen banyak mengirim relawannya pergi ke negeri-negeri Islam yang sedang tertimpa bencana. Mereka melancarkan misinya dengan payung memberikan bantuan kemanusiaan.
Selesai membaca surat tersebut, saya beranggapan bahwa Ahmad tentu kecewa dengan keputusan orang tuanya ini. Segera saya ingin menghiburnya. Saya pancing Ahmad dengan pertanyaan : "Apakah Anda kecewa tidak berangkat ke Malaysia ?" Ahmad menjawab dengan mantap : "Saya tidak kecewa". Saya tanya,"Mengapa tidak kecewa? Padahal teman-teman Anda berangkat ke sana ." Kemudian Ahmad menjelaskan kepada saya, persis seperti isi surat orang tuanya untuk pihak sekolah.
Tidak terasa hari semakin sore, sedangkan kami belum makan siang. Ahmad mengatakan kepada saya : "Ustadz bisa pilih, ingin makan di rumah makan mana? Tidak mesti yang dekat, yang jauh juga boleh".Saya katakan kepadanya, yang dekat saja di rumah makan at Tazaj. Berangkatlah kami bertiga ke rumah makan yang jaraknya dari kantor kurang lebih 1 kilometer. Setelah kami pesan makanan, saya tanya kepada Ahmad, pilih minum Pepsi Cola, Seven Up atau apa? Dia menjawab,"Saya pilih air putih saja." Musthafa mengatakan, bahwa Ahmad memang sejak kecil tidak minum minuman seperti itu.
Selama kami makan, kami berbicara. Saya lupa apa saja yang kami bicarakan saat itu. Yang saya ingat, saya sempat bertanya kepadanya:"Apakah Anda sudah membaca surat yang saya tulis di Masjidil Haram di Mekkah untuk Anda?" Ahmad menjawab,"Belum, karena semalam saya kecapaian sehingga langsung tidur."
Setetah kami selesai makan, ada di antara pelayan restoran yang berasal dari Philipina memberikan hadiah berupa selebaran berwarna-warni untuk anak-anak, dan diberikannya kepada Ahmad. Semula Ahmad tidak ingin mengambilnya, bisa jadi karena ia merasa bukan anak-anak lagi. Saya segera minta kepadaAhmad untuk menerimanya. Setelah kami sampai di mobil, saya katakan, kita berusaha untuk menjaga perasaan orang lain, jika Anda terima, berarti Anda menggembirakan dia. Dan jika Anda tolak, bisa membuat dia sedih atau kecewa.
Dalam perjalanan ke kantor, Ahmad mengeluarkan dompetnya dan mengambil uang sebesar 100 real, lalu dia berikan kepada saya seraya berkata : "Ustadz akan pulang ke Indonesia , ini saya titip uang 100 real dari tabungan saya untuk korban bencana alam Tsunami di Aceh." Terharu saya mendengar ucapannya yang tulus keluar dari lubuk hati yang paling dalam. Sebenarnya saya tidak ingin menerima amanat ini. Tetapi karena saya juga tidak ingin mengecewakan Ahmad yang ingin berpartisipasi ikut andil menyumbang, akhirnya amanat tersebut saya terima, dan saya katakan : "Insya Allah saya akan sampaikan amanat ini kepada orang yang berhak menerimanya" .
Dia juga menawarkan diri untuk mengantar saya sampai air port. Saya katakan, bahwa saya sudah janji dengan Ustadz Farid al Bathathi, beliau yang akan mengantarkan saya ke air port. "Yang kedua, saya tahu bahwa jadwal Anda sangat padat. Saya tidak mau mengganggu kegiatan Anda".
Tibalah saat perpisahan. Saya tidak tahu, apakah dapat berjumpa kembali dengannya atau tidak. Yang jelas banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan dari Ahmad dan keluarganya.
Semoga Allah memberikan taufik kepada Ahmad dan anak-anak kaum Muslimin untuk tetap istiqomah dalam ketaatan, dan memberikan taufik kepada kedua orang tua Ahmad dan semua orang tua Muslimin untuk dapat mendidik anak-anak mereka menjadi anak-anak yang shalih.Rabbana laatuzikhquluubanaa ba’da idzhadaitanaa wahablanaa milladunkarahmah innaka antalwahhab.
Banyak sekali pelajaran yang bisa kita dapatkan dari kisah Ahmad. Insya Allah penulis akan membahasnya dalam sebuah buku tersendiri.
Labels: Pembakar Semangat
Wednesday, November 22, 2006
SITUS YAHUDI
Mohon agar pesan ini dapat disebarkan kepada seluruh Saudara se- iman !!! Jika tidak... maka seluruh Muslim di dunia saja mendapatkan informasi yang salah dan keliru tentang Islam,untuk itu dimohon agar dapat menyebarkan pesan ini segera setelah membacanya. Waspadalah terhadap website di bawah ini
1. http://www.answering-islam.org
2. http://www.aboutislam.com
3. http://www.thequran.com
4. http://www.allahassurance.com
Situs-situs tersebut telah sengaja dibuat oleh kaum Yahudi yang senantiasa gencar menyebarkan yang salah tentang Al- Qur'an, Hadits dan Islam
Labels: Pengumuman
say NO to PESIMIS
Tidak hanya satu atau dua orang yang ku temui yang bersifat pesimis.....
Mereka selalu mengatakan :
"Tidak bisa in... saya sudah coba..."
"sudah berapa kali ? tanyaku
"baru 2 kali...."
atau
"Huh... malasku... ke sini lagi trus ke sini lagi....malasku..."
atau
"Itu dosen kenapakah,kasih tugas banyak sekali ???"
Atau
"apa maunya itu asisten kah ??? banyak sekali disuruh ulang gambarku..."
Secepat itukah mereka menyerah ????
Imam Ahmad meriwayatkan dari Hubbah dan sawa.2 anak khalid,keduanya berkata :"Kami mendatangi Rasulullah ketika beliau tengah memperbaiki sesuatu.kemudian kami berdua membantunya.Beliau bersabda : `Janganlah kamu berputus asa dari rezeki selama kamu dapat menggeleng - gelengkan kepala.Manusia di lahirkan oleh ibunya sebagai bayi merah tanpa secarik kainpun.Kemudian Allah `Azza wa Jalla memberinya rezeki.
(HR.Ahmad)
Seseorang yang pesimis berarti dia cepat berputus asa dari rahmat dan pertolongannya Allah,itu menurutku pribadi seh...tapi,dalam Al - Qur`an surah Ar Rad ayat ke 11,yang artinya :
Allah tidak akan merubah nasib sebuah kaum jika kaum itu tidak merubahnya sendiri
Memang,apa yang terjadi pada diri kita dalam artian,rezeki kita,jodoh,ajal,pokoknya segala sesuatu yang terjadi pada diri kita telah tertulis dalam sebuah kitab yang bernama Lauful Mahfudz sebelum 50 ribu tahun bumi diciptakan,Tapi apakah kita sudah tau apa yang terjadi untuk kita? Dalam ayat di atas,Allah swt menyuruh kita untuk selalu berusaha dan berusaha tak kenal pantang menyerah.Dalam Al - Qur`an surah Ar Rahman tapi afwan jiddan ana lupa ayat berapa (ada yang tau ??? bantu dong...),Allah SWT berfirman :
ALLAH SELALU DALAM KEADAAN SIBUK
Dalam ayat itu maksudnya Allah selalu sibuk dengan urusanNya,mengurusi makhlukNya,mengurusi alam ini,dll
Jika di ibaratkan dalam sebuah pekerjaan,apakah kita tidak malu jika atasan kita rajin bekerja sedang kita bawahannya malas untuk bekerja ???? apakah tidak malu ????
Thomas alva edison berhasil merangkai sebuah lampu setelah melewati 999 kali kegagalan.....Lihat !!!!!! Thomas alva edison berhasil setelah dia melakukan 1000 kali percobaan.
Cara Menghilangkan Pesimis
- Pikirkan bahwa Allah yang akan membantu menyelesaikan urusanmu (PASTI ALLAH MEMBANTUMU),jika sudah Allah yang membantumu semuanya baik - baik saja dan cepat selesai
- Banyak - banyak beribadah,dekatkan diri pada Allah
- Banyak - banyak berdoa
- Jangan Pernah Mengeluh karena mengeluh dapat mematahkan semangat
- Banyak Membaca Buku,karena buku adalah jendela pengetahuan.orang yang berpengetahuan banyak ide untuk memecahkan masalah (Insya Allah)
- Serahkan kembali urusanmu pada Allah
SEMANGAT!!!!!!!!!!!!
Labels: Pembakar Semangat
Menjawab Salam dari Orang Non Muslim
Labels: Islam
Thursday, November 16, 2006
Teruntuk Sahabatku
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh
Sahabatmu menulis risalah ini saat hatinya sedang terbang melihat sahabatnya yang mencintai agama Allah…
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Az-Zumar: 9)
“Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadillah: 11)
“Sesungguhnya orang yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu.” (Fathir: 28)
Sahabatku, ingatlah pesan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam kepadamu…
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi termasuk pula semut di dalam liangnya, termasuk pula ikan paus, benar-benar bersholawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan pada manusia.”
Maka ilmu yang fardhu ‘ain wajib untuk dicari oleh setiap muslim sedangkan ilmu yang fardhu kifayah adalah wajib untuk dicari oleh seorang muslim, namun apabila sudah dikerjakan oleh sebagian muslim maka gugur kewajiban yang lain.
Ketahuilah sahabatku… jadilah salah seorang diantara dua jenis manusia. Pertama jadilah orang yang sibuk dengan dirimu sendiri dengan hal yang fardhu ‘ain. Kedua setelah selesai dengan kesibukan diri sendiri berilah manfaat pada orang lain dengan hal yang fardhu kifayah. Jangan menjadi orang yang hanya sibuk memperbaiki orang lain sebelum memperbaiki diri sendiri. Perhatikanlah hati dan amalanmu. Jika engkau belum bisa menata diri sendiri dan hatimu, maka janganlah engkau menyibukkan diri dengan yang fardhu kifayah sebab orang lain telah banyak yang mengamalkan ilmu ini. Orang yang hendak mencelakakan dirinya sendiri dengan memperbaiki keadaan orang lain adalah orang yang bodoh. Perumpamaan dirinya seperti orang yang di dalam pakaiannya tersusupi kalajengking, lalu dia mengendap-endap untuk menghalau seekor lalat agar tidak hinggap di tubuh orang lain di sampingnya.
Zuunuun rodhiyallahu ‘anhu berkata, “Wahai saudaraku berdirilah di hadapan tuhanmu seperti anak kecil di hadapan ibunya. Setiap kali ia dipukul oleh ibunya, ia malah bergerak ke arahnya dan setiap kali ia diusir ia malah mendekatinya. Keadaannya tetap seperti itu sampai sang ibu mendekapnya.”
Sabarlah jika engkau sedang ditimpa musibah, berdoalah kepada Allah agar semua itu bisa mengurangi dan menghapus dosa-dosamu. Kembalilah pada Allah dan carilah solusi dari Rosulullah. Sesungguhnya dalam Islam terdapat solusi bagi seluruh permasalahan. Dan cukupkan dirimu dengan solusi yang Allah dan Rosul-Nya berikan. Karena Allah lah yang Maha Bijaksana, menentukan yang terbaik bagi hambaNya. Dan memang, solusi terbaik atas seluruh urusan adalah islam, agama yang sempurna dan indah dari segala segi. Kebahagiaan hakiki ada pada Islam.
Sahabatku… bersabarlah untuk terus melangkah menggapai manisnya iman. Kita tidak akan pernah tahu, kapan umur kita pupus. Maka manfaatkanlah waktu untuk bersegera merajut manfaat dalam ridho Allah. Perjalanan sungguh amat jauh dan berat karenanya perlu bekal yang banyak agar kita tidak merugi. Dan kumpulkan bekal itu sekarang karena kita tidak tahu sampai kapan kita hidup. Bahkan sampai besok pagi pun kita tidak tahu apakah kita masih hidup.
Tidak, sama sekali tidak…Justru Robb kita akan bertanya: Untuk apa masa mudamu kau gunakan? Dan semoga saat itu walidain kita akan bangga dengan kesholehan anaknya, bukan dengan hal-hal yang dibanggakan di dunia tapi hakikatnya menjadi tamparan yang amat menyakitkan bagi mereka di akherat. Manakah yang engkau ridho atasnya sahabatku?
Risalah ini hanya sekadar mengingatkanmu sahabatku, sesungguhnya ilmu yang kita pelajari di kampus bermanfaat. Tidak ada yang melarang kita untuk mempelajarinya, bahkan sangat dianjurkan demi kemaslahatan umat Islam. Apalagi jika kita belajar untuk birul waliddain, tentu pahalanya akan lebih berlipat lagi. Tapi sekali lagi sahabatku, tentu engkau sudah mampu mempertimbangkan manakah yang seharusnya lebih didahulukan, bahwa ilmu yang kita pelajari hukumnya fardhu kifayah dan butuh ilmu yang fardhu ‘ain sebagai landasannya. Sahabatku, engkau sudah dewasa dan engkaulah yang berhak menentukan jalan yang akan engkau tempuh. Sahabatmu ini sekedar menyampaikan ilmu yang sudah sampai padanya. Karena sahabatmu ini sangat menyayangimu karena Allah dan berharap kelak bertemu denganmu di surgaNya dan masih bersamamu ketika menuai ridho-Nya dan memandang wajah-Nya. Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Maroji’: (Ru’yatul Waq’iyah) (Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisi)
Labels: Islam
Friday, November 10, 2006
Hakikat Sebenarnya Wanita
Labels: Wanita
Lilin
Lampu Padam…..
Gellap neh…
Alhamdulillah,sudah beli lampu emergency sebelum bulan puasa.
Sekitar 10 atau 15 menit kemudian lampu kembali menyala.”Alhamdulillah…..” sukur ku panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kaya dan Maha Memiliki semuanya…. “Horre….lampu menyala….” Terdengar suara anak dari para tetangga yang sedang duduk – duduk di luar…. “Tiup lilinnya tiup lilinnya….” Sambung anak tetangga yang lain yang masih kecil – kecil “Selamat ulang tahun…. Tiup lilinnya tiup lilinnya” timpal seseorang yang sepertinya suara orang dewasa.Rupanya,mereka tidak memakai lampu emergency,mereka masih memakai lilin.Tiba – tiba saya teringat dengan suatu pesan sms yang ada dimajalah elFata kalo nda salah ditulis seperti ini :
“Perumpamaan orang berilmu yang mengajari tentang kebaikan lalu melupakan dirinya,bagaikan lampu lilin yang menerangi manusia tetapi membakar dirinya sendiri”
Seperti Mercusuar,memberikan cahaya pada tempat yang jauh tapi di sekelilingnya gelap.
Bisa menasehati orang lain tapi sayangnya tidak bisa menasehati diri sendiri,alangkah baiknya jika kita membenahi diri sambil memberikan nasehat pada orang lain,jangan hanya menasehati orang lain tetapi diri sendiri tidak bisa di nasehati…… Wal ya`dzu billah….
Kisah di balik Blog ini...
Labels: Kisahku
Cape Deh....
Dari hari senin sampe hari Rabu kemarin benar – benar cape` deh…..
Hari senin mata kuliah Patologi Anatomi nda masuk,jadi langsung deh kelompokku asistensi Mikro,sebelum asistensi,temanku bilang “In,sekalian respon bede” wah….. saya langsung kasak kusuk karena hari inikan janjinya hanya asistensi kok langsung respon ?????? Nda Belajar !!!!!!!!!!!!!!....................
Tapi,alhamdulillah kakak asistennya baik banget…. Yang di responkan bahan asistensi yang di asistensikan hari ini dan alhamdulillah nya lagi,bahan asisitensinya hanya sedikit….. Lagi sementara respon Mikro teman dari kelompok Parasit datang dari belakang “In,respon Parasit sekarang di ruang 2003” Apa ?????? respon parasit lagi ???? perasaan nda ada perjanjian deh dengan asisten… Respon yang satu saja belum selesai….. “Duluan moko deh saya lagi sementara respon Mikro”. Beberapa menit kemudian,dia datang dengan perkataan yang sama “In,Respon Parasit sekarang di ruang 2003”,saya hanya cuek,5 menit kemudian dia datang lagi, “Pergi respon saja ko duluan,nanti saya melapor sama kakak”.
Akhirnya,Respon Mikropun selesai…. Dengan modal Nekat,saya beranjak meninggalkan ruang kelasku dan pergi ke ruang 2003 “Bismillah….” Kataku….. Sampai di ruang 2003 alhamdulillah respon belum mulai,dan malahan kakak bilang “Kita asistensi dulu dek,setelah itu kakak respon apa yang kakak asistensikan” Fiuh…… alhamdulillah…. Allah mempermudahkanku…. Setelah respon,ternyata Dokter sudah ada dalam kelas,alhamdulillah masih di izinkan untuk mengikuti kuliahnya…….
Selasa,07 November 2006
“Wah…..dosennya kok belum keluar – keluar yah ????” kataku dalam hati karena ini sudah jam 10.20 Am,seharusnya kan sudah selesai… “dok,lapar + haus neh… tadi pagi nda sempat sarapan” Jeritku dalam hati…..
Waktu menunjukkan 10.35… “yah,sekalian dulu kuliah hari ini” kata dokter menutup kuliahnya “Fiuh….alhamdulillah,akhirnya selesai juga” syukurku ku panjatkan dalam hati. “Absen… absent tolong di bawa kedepan….” Kata ketua tingkat melaui Mic, “saya belum absen belum absent” kata beberapa teman,maka jadilah meja dosen dikelilingi dengan beberapa teman yang belum absen…. Rasa haus seakan mencekik leherku,akhirnya ku keluar kelas walopun dosennya belum keluar.Rencananya mau ke kantinnya kak Diana beli bakwan + Aqua,sebelum kesana saya singgah dulu ke Bu Asni untuk tanyakan nilainya senior karena tadi pagi sebelum kekampus,ada senior coas yang memintaku untuk melihatkan nilainya sama bu Asni.Kaki baru saja mau melangkah ke kak Diana,ternyata dosen PA sudah berada dalam kelasku,dengan langkah malas ku langkahkan kakiku ke kelas,menaiki anak tangga satu persatu (ruang kelasku berada di lantai 2).Alhamdulillah,ada penjual minuman di dekat koridor kelas,sebelum masuk beli minum dulu ah…..Setelah rasa haus hilang baru masuk kelas walopun dengan perut yang lapar……
Setelah kuliah PA selesai,saya langsung teringat “Ups….Laporan Mikro saya belum kumpul” setelah mengingat – ingat “Ya Robbi…. Saya lupa bawa…..” saya langsung mencari ketua kelompok,menanyakan apa semua teman membawa laporan Mikro,Ternyata……semuanya membawa… “duh…. Gimana neh…” saya minta sama ketua kelompok agar biar saya saja yang bawa laporannya teman – teman sekalian mau melapor sama kakak,karena saya nda bawa laporan….Alhamdulillah…. kakak mau mengerti.Saya lalu kembali kekelas untuk mengajak sahabat – sahabat saya Lunch.baru sampe di depan kelas,”Kelompok 10 Parasit asistensi + Respon sekarang” wah…. Respon apa lagi ?????? bukannya kemarin sudah respon ???? saya langsung ambil tempat di bagian depan supaya bisa dengan mudah menerima asistensi,asistensinya belum selesai dosen Agama Islam datang “Oh….thanks God…” syukurku… “responnya nanti besok,insya Allah….” Kata kakak asisten
Hari ini ada Respon Parasit dari dokter,alhamdulillah saya dapat melewatinya dengan cukup baik karena hanya 1 nomor yang saya lupa,Daur Hidup Leishmania SPP benar – benar lupa………
Setelah respon dari dokter,langsung di lanjut dengan respon kelompok parasit yang tertunda kemarin…..Lagi – lagi,saya tidak isi 1 nomor yaitu Pada pemeriksaan Klinik,toxoplasma gondii di temukan di mana ?? padahal jawabannya tuh ada 4 yaitu di Eksudat,cairan cerebrospinal,otot jantung sama di otak….
Oh iya,waktu masih sementara Respon Parasit,ada teman yang mengumumkan “Ada responsi umum Mikro di ruangan sebelah” wah….. responsi umum Mikro???? Kan tidak ada jadwalnya,,,,,duh nda belajar neh…..gilla bow,satu hari ada 3 Respon….
Setelah respon Parasit.
”Ada response umum mikro di sebelah ?” tanyaku sama sahabatku “tidak ada” Jawabnya “Loh…tadi ada yang umumkan depan kelas” tanyaku lagi sekedar untuk memastikan “Tidak ada respon In,pake sudah baju lab mu,sepertinya lab sudah mau mulai”.
Dalam Lab Mikro…
Setelah di jelaskan panjang kali lebar kali tinggi tentang praktikum yang akan dilaksanakan hari ini,asisten langsung mengatakan “Ade,hari ini kita lab sampe jam 3” “Ha ????????” jawab ku dan teman – teman berbarengan disertai dengan mimic wajah yang mengherankan……“Kak,ada kuliah Kekom jam 1” kata seorang teman “Ia,setelah kekom kalian kembali lagi ke sini,karena percobaan ke enam ini harus ditunggu selama 3 jam baru bisa di lihat hasilnya” berarti syuro FULDFK hari ini dengan FKIK batal dong….langsung ku kontak PJ FULDFK UMI.
Jam 3 pm
Kembali lagi ke lab…. Dan labnya selesai jam 4 lewat sampe di rumah sudah jam setengah 5,ganti pakaian langsung shalat ashar….dan tidur,soalnya cape` deh….Bangun mendekati maghrib,mandi shalat maghrib dan tidur lagi soalnya tenaga rasanya belum pulih semua….
3 Hari ini benar – benar hari yang melelahkan….. Janji untuk masuk di angkatan 2006 menjelaskan tentang DVD yang mereka pesan,di cancel.janji untuk masuk di angkatan 2005 juga harus di undur…… semoga hari ini semua yang tertunda dapat saya selesaikan dengan baik…..Amin
Labels: Kisahku
Wednesday, November 08, 2006
Jika
Aku ingin cintaku abadi
Jika aku jatuh cinta
Tidak ada yang bisa memisahkannya kecuali Maut
Jika aku dicintai
Aku ingin
Dicintai seperti Aisyah binti Abu Bakar yang dicintai oleh Rasulullah saw
Dicintai seperti Fatimah binti Muhammad yang dicintai oleh Imam Ali ra
Dicintai seperti Helen yang dicintai oleh Maximilianus
Jika aku dicintai
Aku ingin akulah satu – satunya yang dicintai
Labels: Intermezo
Sendiri
yang berdiri sendiri
di tengah - tengah tanah yang gersang
hujan hanya sesekali turun
untuk menyiraminya
kadang kemarau panjang melanda
dan tak jarang badai datang menyerang
Benalu - benalu tumbuh subur di batangnya
tapi,,,,,,,,,,,,,,,,
Pohon itu terus bertahan
Bertahan dari keadaan
dan berharap dapat merubah keadaan
tapi,apalah artinya ???????
pohon itu hanya sendirian
di tengah keadaan seperti itu
Pohon itu tidak mempunyai seseorang
untuk menghilangkan benalu - benalu itu
Pohon itu tidak mempunyai seseorang
Untuk selalu menyiraminya di kala
Kemarau panjang datang melanda
Pohon itu tidak mempunyai seseorang
yang dapat membuatnya tegar
Oh...........
Betapa malang nasib pohon itu
Akan kah pohon itu dapat bertahan ?????
Ya Ilahi,pohon itu sangat berharap agar Engkau menumbuhkan pohon - pohon yang lain di sekitarnya
Labels: Kisahku
wortel,telur dan Kopi
"Sayangku, apa yang kaulihat?"
"Wortel, telur, dan kopi," jawab anaknya.
Sang ayah membawa anaknya mendekat dan memintanya meraba wortel. Ia melakukannya dan mendapati wortel-wortel itu terasa lembut. Kemudian sang ayah meminta anaknya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah mengupas kulitnya si anak mendapatkan telur matang yang keras. Yang terakhir sang ayah meminta anaknya menghirup kopi. Ia tersenyum saat mencium aroma kopi yang harum. Dengan rendah hati ia bertanya
"Apa artinya, bapak?"
Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda telah merasakan penderitaan yang sama, yakni air yang mendidih, tetapi reaksi masing-masing berbeda. Wortel yang kuat, keras, dan tegar, ternyata setelah dimasak dalam air mendidih menjadi lembut dan lemah. Telur yang rapuh, hanya memiliki kulit luar tipis yang melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah dimasak dalam air mendidih, cairan yang di dalam itu menjadi keras. Sedangkan biji-biji kopi sangat unik. Setelah dimasak dalam air mendidih, kopi itu mengubah air tawar menjadi enak.
"Yang mana engkau, anakku?" sang ayah bertanya.
"Ketika penderitaan mengetuk pintu hidupmu, bagaimana reaksimu?
Apakah engkau wortel, telur, atau kopi?"
Bagaimana dengan ANDA, sobat? Apakah Anda seperti sebuah wortel, yang kelihatan keras, tetapi saat berhadapan dengan kepedihan dan penderitaan menjadi lembek, lemah, dan kehilangan kekuatan? Apakah Anda seperti telur, yang mulanya berhati penurut? Apakah engkau tadinya berjiwa lembut, tetapi setelah terjadi kematian, perpecahan, perceraian, atau pemecatan, Anda menjadi keras dan kepala batu? Kulit luar Anda memang tetap sama, tetapi apakah Anda menjadi pahit, tegar hati,serta kepala batu? Atau apakah Anda seperti biji kopi? Kopi mengubah air panas, hal yang membawa kepedihan itu, bahkan pada saat puncaknya ketika mencapai 100º C. Ketika air menjadi panas, rasanya justru menjadi lebih enak. Apabila Anda seperti biji kopi, maka ketika segala hal seolah-olah dalam keadaan yang terburuk sekalipun Anda dapat menjadi lebih baik dan juga membuat suasana di sekitar Anda menjadi lebih baik. Bagaimana cara Anda menghadapi penderitaan? Apakah seperti wortel, telur, atau biji kopi?
"Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum,
kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya."
Q.S Ar Rad : 11
source : www.medicalzone.org
Labels: Pembakar Semangat
Kisah 2 Ekor katak
Labels: Pembakar Semangat